


Antologi Puisi ini adlah awal langkah para guru menorehkan karyanya dalam larik-larik sajak sebagai aksi nyata berkarya dalam menggalakkan Gerakan Literasi Sekolah. Kisah kehidupan terangkum dalam jalinan kata demi kata, diksi-diksi indah menyapa. Tulisan adalah jejak kita yang tak akan pernah sirna ketika dihimpun dalam sebuah buku.

Buku ini adalah aksi nyata Tim Gerakan Literasi Sekolah. Diksi-diksi yang diramu oleh setiap penulis tentu saja beragam, sesuai dengan gaya dan kepiawaian masing-masing. Di sela-sela kesibukam tugas kedinasan yang sangat padat selai membersamai peserta didik dalam giat pembelajaran, guru-guru mewartakan suara hatinya, simponi pemikirannya, dan bahkan nyanyian jiwanya melalui rakita aksara demi…

Antologi puisi ini terinspirasi dari pengalaman pribadi para penulisnya, kawula muda tidak pernah malu untuk menulis, tidak pernah lelah untuk belajar, dan tidak pernah puas dengan satu karya.

Setiap masa ada generasi, setiap generasi memiliki kisah ceritanya sendiri. Antologi puisi ini disusun oleh penulis pemula yang mulai belajar mengepakkan sayap untuk bangkit mengejar mimpi dan harapan yang menggelegak dalam luapan emosi dan jiwa.

Walau kumpulan karya puisi dalam buku ini berangkat dari kesamaan tema yaitu "Ujung Tahun", namun para 'Penyair Nusantara' pembesutnya mampu membangun keberagaman dimensi pemuisian; baik dari sudut pandang, realitas yang mengispirasi, mauupun simbolisme-asosiasi di setiap diksi, Melalui karya-karya puisinya, para 'Penyair Nusantara' pembesutnya piawai memotret , mengabarkan, dan membuka ruang-r…

Diksi merupakan pilihan kata/frasa yang dihadirkan penyair di dalam puisinya dan (diharapkan) membangun ruang pemaknaan bagi pembacanya. Apabila diksi-diksi tersebut mampu mengundang imajinasi estetis pembacanya, pada tataran inilah capaian kepuitisan teraih oleh diksi tersebut. Pembaca mengalami keterpukauan dan terkesan, hingga puisi (berikut penyairnya) menjadi sesuatu yang tak mudah lekang …

Dokumentasi dalam kumpulan puisi dan sketsa ini menunjukkan bahwa Didik berkomitmen untuk menjaga informasi penting bagi perjalanan hidupnya. Ia mencoba memberikan informasi faktual kepada keluarga dan teman-temannya serta masyarakatnya mengenai lingkar pergaulannya.

Sekian wacana rumah di buku ini meneguhkan kembali entitas rumah sebagai dunia asal dan kembalinya penyairn(manusia) setelah perjalanan demi perjalanan yang besar kemungkinan telah menghitam-putihkan kemanusiaan. rumah telah, selalu, dan akan ada dalam diri penyair sebagai sebuah konstruksi hidup berupa kenangan, kenyataan, dan atau harapan.