Walau kumpulan karya puisi dalam buku ini berangkat dari kesamaan tema yaitu "Ujung Tahun", namun para 'Penyair Nusantara' pembesutnya mampu membangun keberagaman dimensi pemuisian; baik dari sudut pandang, realitas yang mengispirasi, mauupun simbolisme-asosiasi di setiap diksi, Melalui karya-karya puisinya, para 'Penyair Nusantara' pembesutnya piawai memotret , mengabarkan, dan membuka ruang-r…
Diksi merupakan pilihan kata/frasa yang dihadirkan penyair di dalam puisinya dan (diharapkan) membangun ruang pemaknaan bagi pembacanya. Apabila diksi-diksi tersebut mampu mengundang imajinasi estetis pembacanya, pada tataran inilah capaian kepuitisan teraih oleh diksi tersebut. Pembaca mengalami keterpukauan dan terkesan, hingga puisi (berikut penyairnya) menjadi sesuatu yang tak mudah lekang …
Dokumentasi dalam kumpulan puisi dan sketsa ini menunjukkan bahwa Didik berkomitmen untuk menjaga informasi penting bagi perjalanan hidupnya. Ia mencoba memberikan informasi faktual kepada keluarga dan teman-temannya serta masyarakatnya mengenai lingkar pergaulannya.
Sekian wacana rumah di buku ini meneguhkan kembali entitas rumah sebagai dunia asal dan kembalinya penyairn(manusia) setelah perjalanan demi perjalanan yang besar kemungkinan telah menghitam-putihkan kemanusiaan. rumah telah, selalu, dan akan ada dalam diri penyair sebagai sebuah konstruksi hidup berupa kenangan, kenyataan, dan atau harapan.
Setiap orang dapat mencurahkan perasaannya menjadi puisi. Untuk menulis puisi, tidak ada keharusan penulisnya dinobatkan sebagai sastrawan terlebih dulu. Dengan untaian gatra puitisnya, para penyair mampu mengaduk-aduk emosi dan empati masyarakat.